Sejarah Pembentukan Bumi, TataSurya, dan Jagad Raya
Bab 2
Sejarah pembentukan bumi, tata surya dan jagad raya
A. PROSES
PEMBENTUKAN BUMI
1.
Teori Apungan Benua (Continental Drift)
Dikemukakan oleh Alfred
Wegener(1910). Wegener berpendapat bahwa
225 juta tahun yang lalu di Bumi hanya terdapat satu benua yaitu Pangea. Dengan
adanya tenaga tektonik bumi, pangea terpisah menjadi dua benua, Laurasia di
utara dan Gondwana di selatan. Dua benua tersebut dipisahkan oleh suatu lautan
besar yaitu Tethys. Kedua benua tersebut terus bergerak sehingga membentuk
benua-benua seperti sekarang. Teori apungan benua didukung oleh bukti sebagai
berikut:
a.
Pantai di bagian timur Amerika Selatan
dan pantai barat Afrika terlihat memiliki potongan yang cocok satu sama lain.
b.
Batuan yang terdapat di Amerika Selatan
dan di Afrika memiliki jenis dan umur batuan yang sama.
c.
Struktur batuan induk di tepi lautan
Atlantik di Afrika, Amerika Utara, dan Eropa memiliki potongan dengan bentuk
yang cocok satu sama lain.
2.
Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic)
Muncul pada tahun
1960-an yang merupakan lanjutan dari teori apungan benua. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa permukaan bumi terbentuk oleh kerak benua dan kerak samudera
serta lapisan batuan teratas dari mantel bumi. Semua lapisan ini disebut
lithosfer. Dibawah lapisan oini terdapat lapisan batuan cair yang disebut
astenosfer. Suhu dan tekanan astenosfer sangat tinggi sehingga batuan pada
lapisan ini dapat bergerak seperti cairan. Pergerakan astenosfer ini
mengakibatkan lapisan diatasnya, lithosfer, ikut bergerak. Adanya
pergerakan-pergerakan lithosfer ini mengakibatkan terbentuknya permukaan bumi
seperti sekarang.
B. PROSES
PEMBENTUKAN TATA SURYA
1.
Teori Kabut atau Nebula (Kant-Laplace)
Tata surya terbentuk
dari sebuah nebula atau kabut besar dan hampir bulat yang berotasi dengan
kecepatan sangat lambat sehingga menyebabkan penyusutan dan membentuk sebuah
cakram di bagian tengahnya. Penyusutan berlanjut hingga terbentuk Matahari di
bagian pusat cakram. Cakram berotasi lebih cepat sehingga bagian tepi-tepi
cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan yang kemudian memadat menjadi
planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari.
2.
Teori Planetesimal (T.C.Chamberlain dan FR.Moulton)
Dalam teori ini
dijelaskan bahwa Matahari telah ada sebagai salah satu bintang. Suatu ketika
sebuah bintang berpapasan dengan Matahari dengan jarak yang tak terlalu jauh
sehingga terjadi tarik menarik pada permukaan Matahari maupun bintang tersebut.
Akibatnya sebagian massa Matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang
tersebut menjauh, sebagian dari massa Matahari jatuh lagi ke permukaan Matahari
dan sebagian lagi terhambur di luar angkasa di sekitar Matahari. Hal ini
dinamakan planetesimal, dimana massa yang terhambur tersebut menjadi
planet-planet yang beredar mengelilingi Matahari.
3.
Teori Pasang Surut (Sir James Jeans dan Harold
Jeffreys)
Tata surya terbentuk
oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang
melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan mengelilingi Matahari,
kemudian berubah menjadi bola-bola cair yang mendingin secara perlahan dan
membentuk lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.
4.
Teori Proto Planet (Carl Von Weizsacker dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper)
Tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas yang jumlahnya sangat banyak. Suatu
gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk
gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi
pipih meyerupai cakram. Karena bagian tengahnya berpilin lambat mengakibatkan
terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya sehingga terbentuk Matahari.
Bagiana tepi cakram berpilin cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang
lebih kecil. Gumpalan tersebut membeku menjadi planet dan satelit.
C. PROSES
PEMBENTUKAN JAGAD RAYA
1.
Teori Keadaan Tetap (Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold)
Alam semesta tidak
berawal dan berakhir karena alam semesta selalu memuai dengan laju tetap dan
materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya dalam ruang tertentu selalu
dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Agar alam semesta selalu dalam
keadaan tetap, perlu diciptakan bahan baru secara berkesinambungan yang
menimbulkan tekanan dan memaksa semesta memuai secara terus menerus. Bahan baru
tersebut selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang
timbul karena pemuaian.
2.
Teori Ledakan Besar (George Gamow)
Alam semesta bermula
dari ledakan dahsyat (Big Bang) dan
galaksi meluas tanpa batas seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa
ini terdiri dari neutron dan tenaga pancaran yang disebut ‘ylem (diucapkan
‘ailem’). Sekitar 18 milyar tahun yang lalu ylem meledak dengan dahsyat. Bola
mengembang sehingga berkurang kepadatannya dan temperaturnya turun dari
milyaran derajat hingga jutaan derajat. Pada temperatur sekitar 60 juta derajat
semua neutron berubah menjadi proton dan elektron. Bersamaan temperatur yang
menurun, terbentuklah semua unsur yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu
sekitar 300 derajat, semua unsur berubah menjadi gas yang menjadi awal dari
sebuah galaksi.
D. TATA
SURYA DAN JAGAD RAYA
Tata surya merupakan
susunan benda langit yang terdiri dari sebuah bintang yang disebut Matahari dan
semua objek yang mengelilinginya, meliputi planet, komet, meteor, asteroid,
satelit, dan sebagainya. Tata surya hanyalah satu dari jutaan bintang yang
tergabung dalam kelompok bintang yang disebut galaksi.
1.
Planet
Merupakan anggota
terpenting dalam tata surya. Planet artinya pengembara atau selalu bergerak,
seolah-olah menjelajahi langit dari satu kelompok bintang ke kelompok bintang
yang lain. Cahaya planet bersumber dari pantulan cahaya Matahari yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Planet
dapat dikelompokkan berdasarkan:
a.
Jarak ke Matahari
1)
Asteroid sebagai pembatas
a)
Planet dalam
Planet yang orbitnya di
sebelah dalam lintasan asteroid yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
b)
Planet luar
Planet yang orbitnya di
sebelah luar lintasan asteroid yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2)
Bumi sebagai pembatas
1)
Planet Inferior
Planet yang orbitnya
berada di dalam orbit Bumi, yaitu Merkurius dan Venus.
2)
Planet Superior
Planet yang orbitnya
berada di luar orbit Bumi yaitu Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
b.
Komposisi bahan penyusun (massa)
1)
Planet Terestrial
Planet-planet yang
komposisi penyusunnya adalah batuan. Terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars.
2)
Planet Jovian
Planet-planet yang
berukuran besar, komposisinya adalah es dan hidrogen. Terdiri dari Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Rotasi
dan Revolusi Bumi
Rotasi
Bumi
adalah perputaran Bumi pada porosnya. Satu putaran memerlukan waktu 23 jam 56
menit (dibulatkan 24 jam). Rotasi Bumi terjadi dari barat ke timur dengan
kecepatan rotasi yang tidak sama, di equator bergerak dngan cepat namun semakin
ke kutub semakin lambat. Rotasi Bumi menyebabkan:
a.
Pergantian siang dan malam
b.
Peredaran semu benda-benda langit
c.
Perbedaab waktu
d.
Bentuk Bumi agak tumpul (pepat Bumi)
e.
Penyimpangan arah angin.
Revolusi
Bumi
adalah peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang memerlukan waktu selama satu
tahun (365 1/3 hari). Sesuai dengan hukum Kepler, lintasan
peredaran Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dan bidang lintasannya
dinamakan ekliptika. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa Bumi melakukan
revolusi dengan kecepatan cahaya dan paralaks bintang. Gejala alam akibat
revolusi:
a.
Pergantian musim
b.
Peredaran semu tahunan Matahari
c.
Paralaks bintang
d.
Perbedaan panjang siang dan malam.
2.
Galaksi
Galaksi adalah sistem
perbintangan yang sangat besar, terdiri dari bintang-bintang dan materi antar
bintang. Biasanya galaksi terdiri dari milyaran bintang dengan massa antara
beberapa juta sampai beberapa triliun kali dari Matahari. Kita berada dalam
galaksi Bimasakti atau Milky Way (atau Jalur Susu - karena galaksi Bimasakti
terlihat putih dan seperti aliran susu). Berdiameter 100.000 tahun cahaya dan
Matahari adalah salah satu dari sekitar 100 miliar bintang yang terdapat di
dalamnya.
Ciri-ciri galaksi:
a.
Galaksi memiliki cahaya sendiri, bukan
pantulan.
b.
Galaksi-galaksi lain dapat terlihat
berada di luar galaksi Bimasakti.
c.
Jarak antar galaksi jutaan tahun cahaya.
d.
Galaksi memiliki bentuk tertentu.
Bentuk Galaksi
Huble
mengklasifikasikan
bentk galaksi dalam tiga bentuk utama,
1)
Bentuk spiral
-
Populasinya 80% dari seluruh galaksi
-
Memiliki struktur teratur
-
Selubung bulat dan piringan dengan
lengan spiral mengelilingi equator
-
Variasi galaksi spiral adalah spiral
berbatang.
-
Contoh: galaksi Bimasakti dan Andromeda.
2)
Bentuk elips
-
Tidak ada struktur
-
Warna merah dan oranye (bintang tua)
-
Tak ada gas dan debu.
-
Contoh: galaksi Sculptor dan Fornaks.
3)
Bentuk tak beraturan
-
Massa galaksi rendah dengan bindel
bintang muda
-
Saling berinteraksi atau menggabungkan
-
Contoh: galaksi Magellan Besar dan
Magellan Kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar